lalu,
dengan waktu gue yang sebenernya kalau di manfaatkan dengan baik dengan cara belajar pasti lebih bermanfaat (dibaca: waktu kosong yg dibuat percuma) gue blog walking. liat di home blog gue, ternyata temen beda fakultas gue baru aja posting blog. seperti biasa, yang namanya deska alvriani ini mudah terpengaruh akan tulisan, bacaan, dan tontonan. hanya karena baca kalau sebenarnya seorang pria itu memang membutuhkan 'selingan' atau 'penyegaran' di dalam suatu hubungan, langsung terfikir yg jadi selingkuhan jangan kesenengan dulu dan berfikir kamu lebih baik dari pacar pertama di cowok. kamu itu cuma tombol f5 buat di pria, alias cuma buat refresh. ih dalem. :)) dan guepun mikir, gue itu maunya punya pacar yang sudah berusia matang dan dewasa dari segi apapun. kalau dia butuh semacam tombol f5 itu gimana? gue rela, kah? hehe. akhirnya gue memutuskan untuk single salah satunya karena bacaan itu. entah bodoh atau apa :))
banyak lagi bacaan yg setelah gue baca kemudian amat sangat mempengaruhi mindset gue. kecuali tulisan : 'dilarang mengaktifkan ponsel saat ujian. kerjakan sendiri dan tenang'. itu beda pengecualian yah :))
nah, jadi tadi gue baca tulisan temen gue. dia bilang..
Dunia Ini Hanya Permainan..
Tapi, Tuhan tidak menciptakan Dunia Dengan Main - Main..
pertamanya gue bingung, lalu mencoba menyerna tulisan demi tulisan yang tertuang dalam blog itu. kemudian gue pun menarik kesimpulan..
temen gue mengibaratkannya dunia itu seperti Dufan. dibuat untuk bermain-main, namun perawatannya tidak main-main. bayangin kalo perawatan dufan main-main? bahaya? JELAS.
sama seperti hidup di dunia..
Tuhan memberi banyak hal yang free di dunia. apa yang gak ada? dengan segala kecanggihan saat ini semua serba mungkin. kecanggihan itu karena apa? karena manusia punya otak dari Tuhan. punya akal fikiran. dengan otak itu, kita pun bisa 'bermain-main' disini. di dunia yang Tuhan ciptakan.
tapi emang itu kah tujuan Tuhan menciptakan dunia? i dont think so.
tertulis di blog itu,
iya dunia itu seperti tempat bermain, tapi bukan tempat bermain 'semau' kita.
di dufan pun ada standar keamanan permainan demi keselamatan, kan?
begitu pun hidup..
bagaimana 'standar keamanan' hidup?
di dalam Al-Quran sudah jelas itu semua. gue emang bukan ahli agama, tapi di dalam sana pasti udah jelas banget soal kehidupan itu bagaimana, tahapan hidup, dan lain-lain..
lalu, gue mengkaitkan semua yg gue baca dengan apa yg gue alami saat ini.
gue kemarin sempet frustasi sampe dalam hitungan jam gue bisa panas tinggi kepala sakit hanya karena skripsi. seakan-akan gue gak memikirkan segala sesuatu kedepannya hanya terpatok di skripsi?
but, hey, waktu yg gue punya kan bukan hanya untuk meratapi skripsi.
skripsi itu bagian dari tujuan gue.
berhubungan juga dengan film I Do I Do ini.. gue seperti dapet gambaran, kalo punya impian ya fokus. tatap lurus impiannya. fikirin cara gapai impiannya. kerikil? wajaar. mau idup lurus-lurus aja? ya impiannya yang gampang juga aja. sampe sekarang gue nulis ini impian gue masih jadi ingin menjadi orang yang tanda tangannya penting buat sebuah perusahaan. terkesan muluk2? iya kalo elo baca sekarang dan selewat. gue punya alasan kuat untuk itu. dan skripsi? skripsi adalah termasuk jalan gue menggapai itu. dan hal-hal lain menuju itu. mudahnya, sata elo bikin indomie instant pun gak langsung di makan, kan? tapi harus di rebus dulu.
makanya gue suka sebel sendiri sama orang yang punya keinginan, punya tujuan, tapi hanya sebatas 'gue pengen'. itu sama aja kayak elo laper, tapi elo cuma bilang 'laper' dan gak berusaha makan. akhirnya elo akan mati kelaperan. sebel sama orang yg punya kemampuan tapi gak berusaha.
dikepala gue sering berputar-putar pertanyaan aneh, seperti: kok ada ya orang kayak gitu? kok bisa ya dia bertahan hidup kayak gitu?
tapi sudahlah.
kadang, kita cuma bisa ngeliat negatifnya orang tanpa mencoba melihatnya dari positifnya. itu jahat namanya. kita bukan Tuhan, jadi gak pantes ngejudge orang. oke lah dia salah, tapi dia pasti punya alasan. masalahnya alasan itu alasan bego apa alasan intelektual. yakan?
jadi..
hidup itu bermain. tapi bermain yang bener pake tujuan dan pake aturan.
Tuhan tau kok kalo kita 'mainnya' bener, pasti di mudahkan jalannya.. kalo 'main' kita gak bener? pasti di jewer sama Tuhan dengan cara-Nya sendiri.
gitu aja sih buat gue.
mari deska fokus-fokus-fokus-lurus-lurus-lurus.
hap. hap. hap.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar