Senin, 09 Maret 2020

PEJUANG BERNAMA PEREMPUAN.


HAAAI!
Gimana libur lebarannya? Mine is AWESOME! Next time akan aku ceritain disini yaaah. Nah kali ini aku mau berbagi seperti biasanya #RandomThought dari otak ini.

Jadi, ini semua di mulai dengan rumpi setelah solat di Mushola ruangan. Membahas random soal susu anak, influencer dengan predikat MahMud, dan lain – lain. Sampai akhirnya memasuki topik yang selalu panas dimana pun, kapan pun. Yaituhh :
 ASI VS SUFOR,
SC VS NORMAL,
WORK MOM VS STAY-AT-HOME MOM.

Kadang 3 hal ini tuh semacam highlight dan momok bagi kebanyakan Ibu.

Lalu pembicaraan mengerucut soal WORK MOM VS STAY-AT-HOME MOM. Nah karena kebetulan aku juga karyawan aku mau berbagi soal pendapat dari ibu – ibu dengan anak usia siap menikah dan ibu – ibu dengan anak usia baru bisa teriak “MMAMAMAMAMMA AYAYAYAYYAAAA” yaah.

Kita mulai dengan WORK MOM.

Sebelum menikah aku gak pernah berfikir akan menjadi wanita bekerja dari rumah. Tapi dunia sudah berubah sekarang. Melihat penggiat influencer atau socialita banyak yang bisa bekerja dari mana aja, tapi tetap menggunakan kata kunci BEKERJA. Tetap bekerja berarti tetap produktif menghasilkan karya, brainstroming, menyiapkan waktu untuk melakukan hal itu semua. Secara pribadi sampai saat ini aku masih senang menjadi karyawan yang emang udah ada kantornya. Ada rasa ingin memiliki kantor sendiri dengan karyawan sendiri pusingnya pasti seru hahaha.
Waktu berjalan, perempuan macam aku kebanyakan akan menikah dan memiliki anak. Nah ini main topic nya. Proses hamil sampai melahirkan bisa di lalui mulus dengan tetap bekerja di kantor. Lalu bagaimana saat melahirkan dan anak itu sudah di Dunia? Kebanyakan Ibu yang akhirnya Resign karena tidak tega meninggalkan anak, tidak ada pengasuh yang sreg, biaya pengasuh jaman sekarang muahal bangettttt mendingan resign dan ngirit dr gaji suami, dan yang palingggg banyak adalah tidak mau ketinggalan Milestone pertumbuhan anak. Dari mereka tengkurep, tumbuh gigi, merangkak, bahkan berlari. Karena hal – hal seperti itu tentu terjadi tidak setiap tahun. Bayi akan terus bertumbuh sedangkan waktu di kantor sehari bisa 8-10 jam sehari.


Ada sebuah pengalaman, pendapat, dan nasihat dari seorang Ibu – Ibu. Dia bercerita, waktu dia memiliki anak yang usianya mepet banget beda Cuma 2 tahunan haduhhh bukan pusing keliling lagiii, tapi sampai nangiss. Dia mau tetap bekerja, tapi sang suami (aku tidak menggeneralisasi, tapi ada yang tipe begini khan. Dont blame me) dengan ego lelakinya merasa dia yang harus bekerja tidak peduli dengan hati nurani istri. Malah ada statement “loh, aku kan gak nyuruh Ibu kerja. Ibu yang mau tetap bekerja.” Sang Ibu ngepot sana – sini tiap hari nitip anak ke tetangga dll sampai dapat pengasuh yang pas. Dia juga bercerita, kalau dulu pulang anak – anaknya yang usia TK itu langsung mukul2 perut dia, narik2 baju, teriak2 “Ibu kenapa ninggalin aku kerja!! Aku mau susu!!” and so on and so on. SAMPAI... ANAK – ANAK ITU tumbuh dewasa.
Nah, menurut kalian, apakah Sang Ibu menyesal tidak Resign dan menjaga anak? JAWABANNYA : SANG IBU TIDAK MENYESAL. Dia malah SANGAT bersyukur tidak Resign saat itu.
Dia bilang, masa – masa dulu, saat anaknya berkembang adalah masa terperih dalam hidupnya. Tanggung jawab dunia akhirat dengan amanat Tuhan yang harus di rawat, di beri makan cukup, di ajari ilmu yang bermanfaat, menjadikan anak2 itu insan unggul. TAPI, Dia bisa melalui itu semua.
Kunci nya ternyata LEGOWO. Si Ibu mengajarkan ku arti kata LEGOWO sesungguhnya. Dia bilang, niatkan semua (mengurus suami dan anak) adalah Ibadah mu. Dan jadikan Pekerjaan yang kamu pilih adalah kehidupan DIRI MU SENDIRI. Dia menambahkan, Kita perempuan apapun takdir dari Tuhan tetaplah punya keinginan untuk kehidupan sendiri tanpa di interupsi.


Next is STAY-AT-HOME-MOM.

Inget gak rasanya kalau libur panjang, seminggu misalnya? BEUHHH ENAK BANGET kan yaaa. Seharian sama anak melakukan hal – hal yang biasanya Cuma bisa di lakukan weekend. Tapi, saat sudah di rumah kegiatan tsb menjadi kegiatan utama. Dari bangun tidur sampai tidur lagi kegiatannya di rumah. Mungkin yang tidak pakai asisten akan tau deh apa yang aku maksud. Tentu saja hal tersebut sungguh menantang juga menyenangkan. Bayangin, yang berkuasa di rumah ya kita, yang tau anak kapan pertama kali bilang “mamamama” kita, dan lain sebagainya. pahala akan mengalir tiada henti karena kita menjaga titipan dari Tuhan.

Menurut pendapat orang - orang yang sudah menjalani, waktu berjalan lebih cepat dari biasanya. Seperti 24 jam itu gak cukup!

Menjaga keharmonisan rumah tangga kan di mulai dari dalam rumah ya. Di rumah bisa belajar masak untuk nyenengin suami, menata rumah supaya enak di pandang, olahraga secara rutin di dalam rumah dan lain sebagainya.

Yatapi itu.
Di dalam rumah.

Tidak semua dari kita diberikan Rejeki untuk bisa memiliki kendaraan pribadi dan asisten rumah tangga yang menunjang performa kegiatan rumah. Waktu kita tersedot di dalam rumah. Apakah itu WORTH IT? TENTU SAJA! Memastikan asupan gizi anak, menjadi benteng pertahanan saat anak nangis karena mendadak panas, atau saat pertama kali dia belajar pakai sepatu adalah priceless. Jadi koki terbaik di dalam rumah, jadi istri solehah yang bisa mengatur keuangan. Ada juga yang jadi kreatif lalu dagang online lama – lama menjadi bukitt deh!.
aku sendiri belum memiliki anak dan belum pernah diem aja di rumah. Jadi ini semua berdasarkan pengamatan dan diskusi sama orang terdekat.


Kesimpulan dari semua ini adalah; cek keinginan diri kamu sendiri. Kompromi boleh, berkorban boleh juga, tapi..... jangan juga jadi tidak mendengarkan diri sendiri. Ingat, kebahagiaan itu di mulai dari diri sendiri. Kalau diri sendiri bahagia, pasti menular ke keluarga dan orang sekitar. Percayalah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Day 1 - Describe Your Personality

HAI! waw, sudah lama juga yaa tidak menulis. alasannya karena, entahlah, kurang inspirasi apa males?  Lalu muncul di timeline Fala Adinda so...