HAAAI!
Gimana libur lebarannya? Mine is AWESOME! Next time akan aku ceritain
disini yaaah. Nah kali ini aku mau berbagi seperti biasanya #RandomThought dari
otak ini.
Jadi, ini semua di mulai dengan rumpi setelah solat di Mushola
ruangan. Membahas random soal susu anak, influencer dengan predikat MahMud, dan
lain – lain. Sampai akhirnya memasuki topik yang selalu panas dimana pun, kapan
pun. Yaituhh :
ASI VS SUFOR,
SC VS NORMAL,
WORK MOM VS STAY-AT-HOME MOM.
Kadang 3 hal ini tuh semacam highlight dan momok bagi kebanyakan Ibu.
Lalu pembicaraan mengerucut soal WORK
MOM VS STAY-AT-HOME MOM. Nah karena kebetulan aku juga karyawan aku mau
berbagi soal pendapat dari ibu – ibu dengan anak usia siap menikah dan ibu –
ibu dengan anak usia baru bisa teriak “MMAMAMAMAMMA AYAYAYAYYAAAA” yaah.
Kita mulai dengan WORK MOM.
Sebelum menikah aku gak pernah berfikir akan menjadi wanita bekerja
dari rumah. Tapi dunia sudah berubah sekarang. Melihat penggiat influencer atau
socialita banyak yang bisa bekerja dari mana aja, tapi tetap menggunakan kata
kunci BEKERJA. Tetap bekerja berarti tetap produktif menghasilkan karya,
brainstroming, menyiapkan waktu untuk melakukan hal itu semua. Secara pribadi
sampai saat ini aku masih senang menjadi karyawan yang emang udah ada
kantornya. Ada rasa ingin memiliki kantor sendiri dengan karyawan sendiri pusingnya
pasti seru hahaha.
Waktu berjalan, perempuan macam aku kebanyakan akan menikah dan
memiliki anak. Nah ini main topic nya. Proses hamil sampai melahirkan bisa di
lalui mulus dengan tetap bekerja di kantor. Lalu bagaimana saat melahirkan dan
anak itu sudah di Dunia? Kebanyakan Ibu yang akhirnya Resign karena tidak tega
meninggalkan anak, tidak ada pengasuh yang sreg, biaya pengasuh jaman sekarang
muahal bangettttt mendingan resign dan ngirit dr gaji suami, dan yang palingggg
banyak adalah tidak mau ketinggalan Milestone
pertumbuhan anak. Dari mereka tengkurep, tumbuh gigi, merangkak, bahkan
berlari. Karena hal – hal seperti itu tentu terjadi tidak setiap tahun. Bayi akan
terus bertumbuh sedangkan waktu di kantor sehari bisa 8-10 jam sehari.
Ada sebuah pengalaman, pendapat, dan nasihat dari seorang Ibu – Ibu. Dia bercerita, waktu dia memiliki anak yang usianya mepet banget
beda Cuma 2 tahunan haduhhh bukan pusing keliling lagiii, tapi sampai nangiss. Dia
mau tetap bekerja, tapi sang suami (aku tidak menggeneralisasi, tapi ada yang
tipe begini khan. Dont blame me) dengan ego lelakinya merasa dia yang harus
bekerja tidak peduli dengan hati nurani istri. Malah ada statement “loh, aku
kan gak nyuruh Ibu kerja. Ibu yang mau tetap bekerja.” Sang Ibu ngepot sana –
sini tiap hari nitip anak ke tetangga dll sampai dapat pengasuh yang pas. Dia juga
bercerita, kalau dulu pulang anak – anaknya yang usia TK itu langsung mukul2
perut dia, narik2 baju, teriak2 “Ibu kenapa ninggalin aku kerja!! Aku mau
susu!!” and so on and so on. SAMPAI... ANAK – ANAK ITU tumbuh dewasa.
Nah, menurut kalian, apakah Sang Ibu menyesal tidak Resign dan menjaga
anak? JAWABANNYA : SANG IBU TIDAK MENYESAL.
Dia malah SANGAT bersyukur tidak Resign saat itu.
Dia bilang, masa – masa dulu, saat anaknya berkembang adalah masa
terperih dalam hidupnya. Tanggung jawab dunia akhirat dengan amanat Tuhan yang
harus di rawat, di beri makan cukup, di ajari ilmu yang bermanfaat, menjadikan
anak2 itu insan unggul. TAPI, Dia bisa melalui itu semua.
Kunci nya ternyata LEGOWO. Si
Ibu mengajarkan ku arti kata LEGOWO sesungguhnya. Dia bilang, niatkan semua
(mengurus suami dan anak) adalah Ibadah mu. Dan jadikan Pekerjaan yang kamu
pilih adalah kehidupan DIRI MU SENDIRI. Dia menambahkan, Kita perempuan apapun takdir
dari Tuhan tetaplah punya keinginan untuk kehidupan sendiri tanpa di interupsi.
Next is STAY-AT-HOME-MOM.
Inget gak rasanya kalau libur panjang, seminggu misalnya? BEUHHH ENAK
BANGET kan yaaa. Seharian sama anak melakukan hal – hal yang biasanya Cuma bisa
di lakukan weekend. Tapi, saat sudah di rumah kegiatan tsb menjadi kegiatan
utama. Dari bangun tidur sampai tidur lagi kegiatannya di rumah. Mungkin yang
tidak pakai asisten akan tau deh apa yang aku maksud. Tentu saja hal tersebut
sungguh menantang juga menyenangkan. Bayangin, yang berkuasa di rumah ya kita,
yang tau anak kapan pertama kali bilang “mamamama” kita, dan lain sebagainya. pahala akan mengalir tiada henti karena kita menjaga titipan dari Tuhan.
Menurut
pendapat orang - orang yang sudah menjalani, waktu berjalan lebih cepat dari biasanya. Seperti 24 jam itu
gak cukup!
Menjaga keharmonisan rumah tangga kan di mulai dari dalam rumah
ya. Di rumah bisa belajar masak untuk nyenengin suami, menata rumah supaya enak
di pandang, olahraga secara rutin di dalam rumah dan lain sebagainya.
Yatapi itu.
Di dalam rumah.
Tidak semua dari kita diberikan Rejeki untuk bisa memiliki kendaraan
pribadi dan asisten rumah tangga yang menunjang performa kegiatan rumah. Waktu kita
tersedot di dalam rumah. Apakah itu WORTH IT? TENTU SAJA! Memastikan asupan
gizi anak, menjadi benteng pertahanan saat anak nangis karena mendadak panas,
atau saat pertama kali dia belajar pakai sepatu adalah priceless. Jadi koki
terbaik di dalam rumah, jadi istri solehah yang bisa mengatur keuangan. Ada juga
yang jadi kreatif lalu dagang online lama – lama menjadi bukitt deh!.
aku sendiri belum memiliki anak dan belum pernah diem aja di rumah. Jadi
ini semua berdasarkan pengamatan dan diskusi sama orang terdekat.
Kesimpulan dari semua ini adalah; cek keinginan diri kamu sendiri. Kompromi
boleh, berkorban boleh juga, tapi..... jangan juga jadi tidak mendengarkan diri
sendiri. Ingat, kebahagiaan itu di mulai dari diri sendiri. Kalau diri sendiri
bahagia, pasti menular ke keluarga dan orang sekitar. Percayalah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar